Visit Our YouTube Channel HERE
LOGIKA JURNAL PENYESUAIAN
Gue sering nerima curhatan dari mahasiswa semester awal program akuntansi atau siswa SMA / SMK yang ambil jurusan akuntansi. Menurut mereka, jurnal penyesuaian itu susah banget. Loe juga ngerasain hal yang sama?
Sebenernya jurnal penyesuaian itu nggak susah selama kita ngerti “Logika Jurnal Penyesuaian”. Pertama tama kita harus tau dulu, apa fungsi jurnal penyesuaian?
Apa fungsi Jurnal Penyesuaian?
Jurnal penyesuaian itu gunanya untuk menyesuaikan kondisi supaya nilai tiap akun di tanggal neraca sesuai kondisi saat itu.
Misalnya di 1 Januari kita beli IPhone X, harganya 15 jt. Terus di tanggal 31 Desember kita jual ke temen kita, 15 jt. Mau gak dia? Udah pasti nolak ya. . . Paling jawabannya “Yaelah bro, ini kan uda lo pake setahun. Masa harganya kayak harga baru? Di toko Handphone aja cuma 10 jt.”
Nah gitu juga dengan perusahaan. Misalnya perusahaan beli Iphone 15 jt di 1 Januari, dia buat jurnal donk: Handphone pada Kas 15 jt. Di akhir tahun, boleh nggak dia ngakuin harga Iphonenya masih 15 jt? Nggak boleh, karena seharusnya harganya udah turun. Kalo dia nggak adjust / sesuaiin dengan kondisi per 31 Desember, asset dia bakal kegedean, setuju?
Jadi tujuan kita ngebuat jurnal penyesuaian itu supaya laporan kita up to date.
Jenis jenis item yang biasanya harus disesuaikan:
1. Beban Dibayar Dimuka
2. Pendapatan Diterima Dimuka
3. Beban Yang Masih Harus Dibayar
4. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
5. Penyusutan
6. Piutang Tak Tertagih
7. Perlengkapan
8. Persediaan Barang Dagang
Baca Juga:
Jurnal Umum & Cara Mudah Menjurnal
1. Beban Dibayar Dimuka
Disini pada pernah maen ke warnet? Kalo cowo cowo pasti sering tuh. Bayangin kita pergi ke warnet, menunya begini:
- 1 Jam = Rp 4.000
- 5 Jam = Rp 15.000
- 24 Jam = Rp 60.000 (Masa Berlaku 2 Bulan)
- 10 Jam = Rp 10.000 (Paket Malam 22.00 – 08.00)
Ada yang pernah ikut paket malem kayak gitu? Malem malem pada maen, pagi pagi pada tidur di warnet. Kata gue, nggak ada tempat tidur laen apa? XD
Back to topic, misalnya kita beli paket 24 jam (Rp 2.500 per jam) di tanggal 1 Maret. Sampai akhir bulan (31 Maret) kita baru pake 8 jam (which is gak mungkin. Masa maen warnet sebulan cuma 8 jam? Hehe). Jadi paket awalnya 24 jam, udah kepake 8 jam. Berapa sisa nilai billing yang kita punya? Sisanya tinggal 16 jam, atau seharga Rp 40.000 (16 x 2500).
Kalo di 31 Maret kita tawarin temen kita:
Eh bro, lo mau maen warnet ya? Beliin billing gw aja, sisa 16 jam, bayarin 60 rb sini. . .
Kira kira temen ktia bakal jawab apa? Pastinya nolak ya. . Kenapa? Karena harga billingnya udah ga 60 rb lagi, lha kan udah kepake 8 jam.
Jadi 8 jam itu harus kita kurangin dari nilai bilingnya.
Inget, beban itu asset yang udah kepake. Awalnya billing itu asset kita. Asset itu sesuatu yang bisa memberikan manfaat buat kita di masa depan. Misalnya billing tadi ngebuat kita bisa maen warnet. Tapi berhubung udah kepake 8 jam, jadi 8 jam itu seharusnya uda jadi beban kita.
Jadi billing kita yang masih jadi asset:
16 jam x 2.500 = 40.000
Dan billing yang udah jadi beban:
8 jam x 2500 = 20.000
Jadi seharusnya per 31 Maret:
Asset billing yang masih kita miliki Rp 40.000
Beban akibat billing Rp 20.000
Ada 2 metode pencatatan:
1. Neraca (Asset)
2. Laba Rugi (Beban)
2 metode itu artinya tuh di awal kita nyatet dimana?
Kalo metode asset, artinya di awal kita nyatet billing itu sebagai asset kita.
Waktu kita beli di tanggal 1 Maret:
(dr) Billing dibayar dimuka 60 rb
(cr) Kas 60 rb
Kalo metode beban, artinya di 1 Maret kita nyatet billing itu sebagai beban:
(dr) Beban billing 60 rb
(cr) Kas 60 rb
Data aktual yang harus kita pegang:
Asset billing yang masih kita miliki (16 jam) Rp 40.000
Beban akibat billing kepake (8 jam) Rp 20.000
Setuju nggak kalau di akhir periode, angkanya harusnya begitu? Assetnya harus 40 rb, bebannya harus 20 rb. Karena aktual nggak sesuai pencatatan, kita harus sesuaiin supaya laporan keuangan lebih up to date.
Gimana caranya?
Kalo metodenya metode harta, dimana nilai billing dibayar dimukanya 60 rb, maka kita harus bikin assetnya sisa 40 rb. Dari 60 rb ke 40 rb itu bertambah atau berkurang? Kalau kita mau ngurangin dari 60 rb ke 40 rb, berapa banyak yang harus dikurangin? Pastinya 20 rb.
Asset berkurang itu di debit atau di kredit? Di kredit ya. . .
Jadi kita kreditin billing dibayar dimuka nya:
(dr) Beban Billing 20 rb
(cr) Billing dibayar dimuka 20 rb
Akhirnya secara pencatatan, kita dapet angka:
Billing dibayar dimuka: 60 rb – 20 rb = 40 rb
Beban billing 20 rb
Sesuai sama kondisi aktualnya?
Next, gimana kalau dari awal dicatet sebagai beban (metode L/R)?
Di 1 Maret bakal dicatet
(dr) Beban billing 60 rb
(cr) Kas 60 rb
Ingat, data aktual yang harus kita pegang:
Asset billing yang masih kita miliki (16 jam) Rp 40.000
Beban akibat billing kepake (8 jam) Rp 20.000
Jurnal penyesuaian buat munculin assetnya, sekaligus ngecilin bebannya:
(dr) Billing dibayar dimuka 40 rb
(cr) Beban billing 40 rb
Jadi saldo per akhir bulannya:
Beban billing: 60 rb – 40 rb = 20 rb
Billing dibayar dimuka: 40 rb
Pake metode apapun ujung ujungnya hasilnya sama.
Yang penting:
1. Kita tau berapa SEHARUSNYA Asset dan Beban nya
2. Kita tau metode pencatatannya
Baca Juga:
Contoh Transaksi Jurnal Penyesuaian #1
2. Pendapatan Diterima Dimuka
Gue pake contoh yang sama dengan beban dibayar dimuka, yaitu billing warnet. Perbedaannya, kali ini kita sebagai pemilik warnet.
Kalo tadi billing yang dibeli sama pengguna bisa dicatet sebagai asset maupun beban, sebagai pemilik warnet kita nyatet kebalikannya, yaitu bisa dicatet sebagai utang maupun pendapatan.
Kalau pakai metode utang, pencatatan per 1 Maretnya:
(dr) Kas 60 rb
(cr) Pendapatan billing diterima dimuka 60 rb
Kalau pakai metode pendapatan, pencatatan per 1 Maretnya:
(dr) Kas 60 rb
(cr) Pendapatan billing 60 rb
Kalau pakai metode utang, pencatatan per 1 Maretnya:
(dr) Kas 60 rb
(cr) Pendapatan billing diterima dimuka 60 rb
Kalau pakai metode pendapatan, pencatatan per 1 Maretnya:
(dr) Kas 60 rb
(cr) Pendapatan billing 60 rb
Gimana jurnal penyesuaiannya andaikata billingnya ternyata udah dipake user selama 8 jam?
Ini data aktualnya:
Utang billing kita Rp 40.000 (16 jam)
Pendapatan akibat billing Rp 20.000 (8 jam udah dipake user)
Gimana caranya supaya jurnal diatas itu bisa sesuai data actual?
Metode Neraca:
(dr) Pendapatan billing diterima dimuka 20 rb
(cr) Pendapatan billing 20 rb
Metode L/R:
(dr) Pendapatan billing 40 rb
(cr) Pendapatan billing diterima dimuka 40 rb
Reminder lagi, pake metode apapun hasilnya sama. Yang penting:
1. Kita tau berapa SEHARUSNYA Utang dan Pendapatan nya
2. Kita tau metode pencatatannya
3. Beban Yang Masih Harus Dibayar
Temen temen coba bayangin. Di suatu pagi yang cerah, pas baru bangun tidur temen temen ngeliat ada tukang bubur langganan lewat depan rumah. Terus temen temen pesen 1 mangkok. . . .
*Mangkoknya aja, gak pake bubur. Hehehe.
Ralat, temen temen pesen 1 mangkok bubur, harganya 8 ribu.
Abis makan, loe bayar ke abangnya pake duit 100 rb. Terus abangnya bilang:
“Nggak ada yang kecilan dek?”
Loe jawab “Duh . . . Nggak ada bang”
“Yaudah besok besok aja bayarnya nggak papa.” Kata abangnya
Setuju nggak kalo kita ada utang 8 ribu ke abangnya?
Nah gitu juga sama beban yang masih harus dibayar ini . . .
Beban yang masih harus dibayar itu artinya kita udah dapetin manfaatnya tapi kita belum bayar.
Apa aja sih beban yang biasanya belum dibayar perusahaan di akhir periode?
Beberapa diantaranya: Beban listrik, air, telepon karena tagihan beban beban itu biasanya baru dateng setelah akhir bulan.
Prinsip PLN itu kita pake dulu listriknya, baru ditagih. Kalo 3 bulan ga bayar, diputus. Hehe.
Misalnya, bulan Desember kita pake listriknya. Nanti tanggal 10 Januari tahun depan baru ditagih. Kalo kita tutup buku tanggal 31 Desember, artinya tagihannya belum dateng. Padahal kita udah pake listriknya PLN. Artinya kita udah pake listrik, tapi belum bayar. Artinya ada beban yang masih harus dibayar.
Andaikata kita bayar beban listrik, jurnalnya:
Dr. Beban Listrik
Cr. Kas
Berhubung belum dibayar, jurnalnya jadi:
Dr. Beban Listrik
Cr. Utang Usaha
Template / format dasar untuk beban yang masih harus dibayar, selalu beban pada utang.
Dr. Beban xxx
Cr. Utang xxx
4. Pendapatan yang masih harus diterima
Kebalikan dari beban yang masih harus dibayar, pendapatan yang masih harus diterima itu andaikata kita yang jadi PLN nya. Kita udah ngasih penerangan untuk orang orang selama bulan Desember, tapi baru kita tagih 10 Januari. Artinya ada sesuatu yang harusnya jadi pendapatan kita karena jasanya udah kita kasih tapi duitnya belum kita terima.
Jurnal pendapatan yang masih harus diterima:
Dr. Piutang usaha
Cr. Pendapatan
Template / format dasar untuk pendapatan yang masih harus diterima adalah piutang pada pendapatan.
Dr. Piutang xxx
Cr. Pendapatan xxx
Sekian dulu untuk pembahasannya.
Abis ini kita bakal bahas contoh soal dan cara menjurnalnya.
Jangan lupa di like, share, dan subscribe!!!!!
Tags:
Accounting, Basic Accounting, Akuntansi Dasar, Akuntansi, Bisnis, Akuntansi SMK, Akuntansi SMA, Akuntansi Keuangan, Financial Accounting, Auditing, Public Accounting, Jurnal Penyesuaian, Adjusting Entries, Laporan Keuangan, Financial Statement, Accounting Equation, Accounting Theory, Teori Akuntansi, Akuntansi Biaya, Akuntansi Perusahaan Dagang, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perusahaan Jasa
3 thoughts on “Logika Jurnal Penyesuaian”